Selamat Menunaikan Ibadah Puisi "Book Review
Hello, selamat malam.
Semoga kabar baik selalu ada untuk kalian.
Bahasan kali ini gue ingin memberikan informasi buku yang oke buat kalian yang suka dengan puisi, gak nyangka sih semenjak gue baca buku ini akhirnya gue memutuskan untung kembali menulis puisi lagi, sebuah hobi yang sempat gue lupakan sejak awal masuk SMA, kenapa gue lupakan? Singkat cerita ketika awal pemilihan sekolah gue bingung mau masuk apa, akhirnya gue memilih Multimedia lanjut masuk desain komunikasi visual dijenjang Universitas. Karena terbentur tugas, nongkrong dan game bertahun-tahun membuat gue mulai jauh dengan puisi, ironis bukan? Haha.
Sampai akhirnya beberapa bulan lalu gue nemu buku kompilasi puisi dari Joko Pinurbo yang berjudul "Mari menunaikan Ibadah Puisi".
Melihat judulnya saja membuat gue langsung membelinya, buku ini mengingatkan masa remaja gue yang pendiam dan selalu menuangkan buah pemikiran gue lewat sebuah tulisan.
Gue akan memasukan beberapa judul puisi yang ada dibuku ini.
Naik Bus di Jakarta
-untuk clink
-untuk clink
Sopirnya sepuluh,
Kernetnya sepuluh,
Kondektutnya sepuluh,
Pengawalnya sepuluh,
Perampoknya sepuluh,
Penumpangnya satu, kurus,
Dari tadi tidur melulu;
Kusut matanya, kerut keningnya
Seperti gambar peta yang ruwet sekali.
Sampau di terminal kondektur minta ongkos.
"Sialan, belum bayar sudah mati! "
Kernetnya sepuluh,
Kondektutnya sepuluh,
Pengawalnya sepuluh,
Perampoknya sepuluh,
Penumpangnya satu, kurus,
Dari tadi tidur melulu;
Kusut matanya, kerut keningnya
Seperti gambar peta yang ruwet sekali.
Sampau di terminal kondektur minta ongkos.
"Sialan, belum bayar sudah mati! "
(1999)
To be continued
0 komentar: