Picik
Kau berlari seakan kau paling gesit
Kau teriak berharap menjadi paling lantang.
Pikirmu selain dirimu hina
Pikirmu selain dirimu bodoh.
Kau teriak berharap menjadi paling lantang.
Pikirmu selain dirimu hina
Pikirmu selain dirimu bodoh.
Tapi sungguh kau yang paling sempit,
Yang selalu terbangun di waktu petang.
Membuat celana kolormu penuh noda,
Sisa sehabis kau tercebur di jamban yang roboh.
Yang selalu terbangun di waktu petang.
Membuat celana kolormu penuh noda,
Sisa sehabis kau tercebur di jamban yang roboh.
0 komentar: