Malu Aku Pada Cahaya
Kedip matamu membuatku senang, bagai cahaya matahari yang bersinar terang.
Sekujur tubuhku bagai terbakar lautan api kasmaran, melihat wajah dan matamu yang menawan.
Bagai putri kahyangan, kau memberi senyum tawa nan riang.
Pada prajurit yang melepas lelah usai perang, perang melawan ketidakberdayaan.
Indah, indah sekali, kau bagai lukisan terbaik Tuhan.
Lukisan terbaik yang pernah kulihat, bagai khayalanku di siang benderang.
Membuatku tersipu malu, memerah pipi dan keningku.
Membara hati dan jiwaku, namun aku tak bisa.
Aku malu terhadap cahaya, aku hanyalah jiwa yang gelap.
Aku malu terhadap cahaya...
Jakarta, 24 November 2016
0 komentar: