Menunggu Bis di Persimpangan malam.
Pada suatu hari, dikala malam
Menunggu sebuah bis yang telah lama aku tunggu.
Aku bertemu seorang wanita
Parasnya cukup cantik
Badannya tak terlalu tinggi
Mungkin hampir saja setengah dari tinggi tubuhku.
Kami sempatkan berdiskusi sejenak
Ternyata Ia menuggu bis yang sama denganku.
1, 2, jam kami menunggu, ternyata bis yang kami tunggu tak sampai juga, mungkin supir dan kerneknya mengalami kendala dijalan. bisa saja bisnya mogok, "benakku".
Di jam ke 3 kami menunggu, ternyata bis yang kami tunggu sudah mendekati halte yang kami duduki, si Wanita ini masih asik dengan lagu yang didengarnya melalui earphone. Lalu datangnya seorang yang mengaku bernama kenangan.
Ia menegur Wanita itu, mereka berdiskusi seakan akan aku tak ada.
Bis itu semakin dekat, aku ingin cepat cepat menaikinya. Tapi entahlah rasanya aku ingin mengajak wanita itu naik bersamaku.
Tapi aku rasa ia enggan untuk naik bis yang ini?, "benakku".
Sedangkan si kenangan ini terus saja berbicara omong kosong dihadapan wanita itu, membuang waktunya saja.
Aku semakin saja penasaran apa sih yang mereka diskusikan?, sebegitu hebatnya kah? Sebegitu serunya kah? Sebegitu berkesankah?..
Ah persetan, aku harus menaiki bis ini.
Bis pun sampai dihalte kami, namun Ia sepertinya masih enggan untuk menaiki bis ini, mungkin masih terlalu asik berdiskusi dengan kenangan itu, ah brengsek, "umpatku".
Lagipula kenapa aku harus peduli pada situasi ini?, sialan haruskah aku hajar orang itu?, karena ia telah membuat kernek dan supir bis menunggu kami?.
Rasanya, baru saja aku masih asik berbincang dengan wanita ini, namun kenapa si brengsek ini muncul?, sial.
Bis itu pun melaju kembali ke perhentian berikutnya, tanpa membawaku dan wanita itu. Si brengsekpun ikut menghilang.
Akhirnya aku dan wanita ini harus menunggu bis berikutnya.
Tujuan kami sama, jurusan masa depan. Atau mungkin aku yang salah memilih tempat untuk menunggu bis? Atau mungkin dia yang salah, yang telah mau berdiskusi denganku?
Entahlah aku harus membicarakan apa lagi sambil menunggu bis berikutnya, mungkin harga celana dalam pria ukuran xxxl di pasar grosir cililitan?.
Namun satu yang pasti, jika orang itu hadir lagi, aku benar benar akan menghabisinya, aku benar benar merasa terganggu, aku harap wanita itu juga, karena rasanya aku benar benar ingin menaiki bis itu bersamanya. Entahlah...
0 komentar: